Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Suara Misterius

Tetttt....  tettt...  bel sekolah telah berbunyi, dengan cepat Auryn mengayuh sepedaanya menuju gerbang, namun gerbang skolah telah di tutup. Uh terlambat lagi gumamnya. Dia menunggu di luar selama 1 jam, gerbang pun kemudian di buka, Auryn berjalan melalui koridor sekolah yang sepi. sesampainya di depan pintu kelas. "Tok tok tok.."  ketuknya perlahan dengan sedikit takut, dia pun memaasuki kelas, dan berkata. "Bu maaf saya terlambat karena bangun kesiangan." "Lagi -lagi kamu selalu saja terlambat dan dengan alasan yang sama, hari ini tidak ada toleransi untuk kamu, sekarang kamu berdiri di depan kelas sampai jam mata pelajaran ibu selesai."                         Tanpa berkata sepatah katapun, Auryn keluar dari ruang kelas. Beberapa waktu kemudian istirahat pun tiba, Tia dan Zea mengajak Auryn ke kantin, di sana mereka membicarakan tentang Aury...

Pertemuan Membawa Perubahan

11 Agustus dihari itulah aku berangkat ke Yogyakarta, Alhamdulillah kemarin sabtu aku bisa berangkat kegiatan pramuka dalam kegiatan pertama latihan rutin nya SMA tercinta. Rasanya berat banget karena di bulan Agustus ini masih ada yang ingin aku lakukan, lihat Pengibaran 17 Agustus, Karnaval, sampai ikut tugas pengamanan Karnaval. Tapi ya.. jalannya beda dengan harapan, berangkat diantar Mama sampai tempat travel sungguh bikin aku sulit untuk menahan tangis, rasanya inget tanggal 10, Mama bantu aku paking akhir, terus beliin aku ini, itu. Jalan – jalan sama adik-adik, wahh... mengharukan sekali. Belum lagi ingat teman-teman yang berjuang sendiri untuk kegiatan dimana aku masih punya tanggung jawab disana, aku tinggalkan untuk sementara waktu, itu berat banget. ***   12 Agustus, Embun belum juga hilang, masih cukup dingin udara pagi itu, jalanan masih sepi, mentari pun belum menampakkan sinarnya. Jujur aku agak malas untuk berangkat. “ technical meeting ? Buat apa? Bukank...

It rains when you're here

Hujan hari ini bagai butir butir salju.. Putih, Lembut, begitu indah.. Yang turun menenangkan hati ini.. Senyum bahagia mengawali pagiku.. Ingat akan hari bahagia itu.. Dimana kita menghabiskannya bersama.. Di sebuah tempat yang menawan.. Tempat yang menyimpan keindahan abadi.. Disanalah aku melihat hujan yang sama.. Diiringi alunan nada indah.. Bunga-bunga menari di sekeliling kita.. Air mengalir tenang bagai angin... Pepohonan berseri-seri menyambut hujan.. Kita berada disana menyaksikannya.. Hujan yang membawa kita disini.. Mempertemukan kita.. Mengiringi setiap pertemuan-pertemuan itu.. Pertemuan yang menyiarkan kebahagiaan.. Mengukirkan sebuah kisah.. Membuat suasana lebih hidup.. Bersama kebahagiaan yang kekal.. Hanya Aku, dan Kamu..

Asa Tanpa Kepuasan

Malam mengungkap misteri kelam Menyelimuti setiap alunan Syairmu Yang selama ini diam membisu Menyimpan butir - butir kata Yang sap di tabur untuk hati ini.. Rasa itu masih berdiri kokoh Hingga akhirnya kau mampu menyentuhnya Merangkai setiap kata menjadi kalimat indah Meresonansi berbagai rasa.. Menghagatkan hati ini.. Membuat butir cinta itu bermekaran Membuatnya bertahan... Bertahan Untukmu.. Tetap Untukmu.. Walau nanti kau akan pergi.. Setelah menabur semua Harap itu Membuat bunga - bunga cinta itu layu Mengubah semua menjadi debu.. Hitam.. Legam.. Tanpa Kehidupan.. Namun rasa ini masih sama.. UNTUKMU...

Story To Rain

Hujan selalu bersahabat dengan pohon, jalan dan yang lain, turun dengan riang berusaha menghibur hari yang sepi. Menyejukkan jiwa, menebar ketenangan yang abadi. Setiap hujan datang Aku senang menatapnya dari balik jendela kamarku, seperti yang kulakukan saat ini, memandang butir-butir air itu turun. Aku menatap keluar, menerawang mengingat peristiwa 4 hari lalu, saat dimana Rio meminta hubungan kami berakhir. Masih terbayang sesaknya hati ini ketika itu, air mata yang mengalir deras saat mendengar Dia mengatakannya. Laki-laki yang mampu membuatku begitu spesial, dia menyayangiku yang ku tau seperti itu, memang terkadang perhatiannya tersembunyi. Jarang dia tunjukkan secara langsung, tapi aku mampu mengetahuinya, terkadang sikap dan pribadinya sering membuatku penasaran. Sebenarnya dia selalu memperhatikan langkahku, namun dia hanya diam dengan apa yang aku lakukan, terkadang aku bingung, benarkah dia mencintaiku? Tapi jika tidak mengapa dia menyatakan perasaan sayangnya itu pad...

BLOOMING EYES

Aurin, gadis usia 16 tahun, baik hati, dia tinggal bersama bibinya. Dia buta sejak kecil, di sebabkan kecelakaan yang merenggut kedua orang tuanya saat dia berusia 3 tahun. Banyak orang yang tidak mau berteman dengannya, bahkan di sekolah dia selalu menjadi bahan tertawaan orang-orang. Semua mengejeknya, hingga suatu saat ketika dia jatuh di halaman sekolah ketika waktu pulang. Seorang laki –laki tampan, baik hati menolongnya dan membantunya berdiri. “Kamu tidak apa-apa?” ucap laki-laki itu.             “Tidak, siapa kamu?” “Namaku Rio, kamu sendiri?” “Aku Aurin, terima kasih ya kamu telah menolongku.” “Sama-sama, lebih baik kamu ku antar pulang”             Rio pun mengantarkan Aurin pulang, sesampainya di rumah Aurin menceritakan kejadian itu pada bibinya. Aurin biasa bercerita pada bibinya, karena satu-satunya orang yang mau mendengar ceritanya hanyalah bibi...