Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Story To Rain

Hujan selalu bersahabat dengan pohon, jalan dan yang lain, turun dengan riang berusaha menghibur hari yang sepi. Menyejukkan jiwa, menebar ketenangan yang abadi. Setiap hujan datang Aku senang menatapnya dari balik jendela kamarku, seperti yang kulakukan saat ini, memandang butir-butir air itu turun. Aku menatap keluar, menerawang mengingat peristiwa 4 hari lalu, saat dimana Rio meminta hubungan kami berakhir. Masih terbayang sesaknya hati ini ketika itu, air mata yang mengalir deras saat mendengar Dia mengatakannya. Laki-laki yang mampu membuatku begitu spesial, dia menyayangiku yang ku tau seperti itu, memang terkadang perhatiannya tersembunyi. Jarang dia tunjukkan secara langsung, tapi aku mampu mengetahuinya, terkadang sikap dan pribadinya sering membuatku penasaran. Sebenarnya dia selalu memperhatikan langkahku, namun dia hanya diam dengan apa yang aku lakukan, terkadang aku bingung, benarkah dia mencintaiku? Tapi jika tidak mengapa dia menyatakan perasaan sayangnya itu pad...

BLOOMING EYES

Aurin, gadis usia 16 tahun, baik hati, dia tinggal bersama bibinya. Dia buta sejak kecil, di sebabkan kecelakaan yang merenggut kedua orang tuanya saat dia berusia 3 tahun. Banyak orang yang tidak mau berteman dengannya, bahkan di sekolah dia selalu menjadi bahan tertawaan orang-orang. Semua mengejeknya, hingga suatu saat ketika dia jatuh di halaman sekolah ketika waktu pulang. Seorang laki –laki tampan, baik hati menolongnya dan membantunya berdiri. “Kamu tidak apa-apa?” ucap laki-laki itu.             “Tidak, siapa kamu?” “Namaku Rio, kamu sendiri?” “Aku Aurin, terima kasih ya kamu telah menolongku.” “Sama-sama, lebih baik kamu ku antar pulang”             Rio pun mengantarkan Aurin pulang, sesampainya di rumah Aurin menceritakan kejadian itu pada bibinya. Aurin biasa bercerita pada bibinya, karena satu-satunya orang yang mau mendengar ceritanya hanyalah bibi...

CINTA DI GUNUNG PERAHU

Malam yang sunyi, hewan-hewan malam berkeliaran dan membuat suara-suara mengiringi heningnya malam itu. Walau raga ini tak lagi dapat memilikimu, tapi aku tetap akan memperhatikanmu dari jauh. Masih sangat lekat ku ingat perkataan Wisnu tadi sore. Perkataan yang dalam sekejab saja mampu mematahkan hatiku, menjadikannya kepingan kecil, namun aku masih mencintainya dengan kepingan yang tersisa itu. Sore itu hujan sangat deras, aku cukup lama menunggumu di taman hingga akhirnya aku mencari tempat yang teduh. Kau menghampiriku. “Aku ingin mengatakan sesuatu.” “Aku udah lama nungguin kamu disini, Apa yang ingin kamu katakan?” “Aku gak bisa nerusn hubungan kita. Aku mencintai gadis lain.” Seketika senyum yag merekah di wajahku langsung pudar. “Apa kamu bilang? Apa kamu udah gak sayang sama aku?” “Sebenarnya aku sudah 2 bulan ngeduain kamu, gadis itu mampu memikat hatiku, waktu itu aku ingin jujur ke kamu, tapi aku gak tega kalau harus ngomong ke kamu. Tapi aku pikir jika aku t...